.post-body blockquote { margin: 10px 10px 10px 20px; padding: 10px 15px 10px 15px; line-height: 1.6em; color: #000000; background: url(https://lh3.Denisa septika PutRi ULu OgaN border-left: 10px solid #666666; } ='http://ironehtc.googlepages.com/rainbow.js'/>

Senin, 08 Agustus 2011

CLOUD COMPUTING



Pendahuluan
Saat ini dengan cepatnya perkembangan IT telah membuat proses dan strategis bisnis berubah dengan cepat. Tidak ada lagi management perusahaan yang tidak peduli dengan persaingan produk dari rival bisnisnya, Penggunaan perangkat IT sudah menjadi keharusan saat ini, yang dapat dilihat dari anggaran belanja sampai dengan implementasi IT di sebuah perusahaan. IT sudah dipandang sebagai salah satu senjata untuk bersaing di kompetisi global, kecenderungan ini terlihat dari tidak digunakannya lagi IT sebagai pelengkap dari proses bisnis perusahaan, namun IT dijadikan sebagai bagian dari proses bisnisnya.
Perkembangan IT saat ini menuju dengan konsep-kosenp social networkingnya, openess, share, colaborations, mobile, easy maintenance, one click, terdistribusi / tersebar, scalability, Concurency dan Transparan, Saat ini terdapat trend teknologi yang masih terus digali dalam penelitian-penelitian para pakar IT di dunia, yaitu Cloud Computing. Akses data dari mana saja dan menggunakan perangkat fixed atau mobile device menggunakan internet cloud sebagai tempat menyimpan data, applications dan lainnya yang dapat dengan mudah mengambil data, download applikasi dan berpindah ke cloud lainnya, hal ini memungkinkan kita dapat memberikan layanan aplikasi secara mobile di masa depan. Trend ini akan memberikan banyak keuntungan baik dari sisi pemberi layanan (provider) atau dari sisi user.
Trend saat ini adalah dapat memberikan berbagai macam layanan secara teristribusi dan pararel secara remote dan dapat berjalan di berbagai device, dan teknologinya dapat dilihat dari berbagai macam teknologi yang digunakan dari proses informasu yang dilakukan secara otsourching sampai dengan penggunaan eksternal data center [3]. Cloud Computing merupakan model yang memungkinkan dapat mendukung layanan yang disebut ”Everything-as-a-service” (XaaS) [6]. Dengan demikian dapat mengintegrasikan virtualized physical sources, virtualized infrastructure, seperti juga sebaik virtualized middleware platform dan aplikasi bisnis yang dibuat untuk pelanggan didalam cloud tersebut.

I . DEFINISI CLOUD COMPUTING




Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Secara umum Cloud computing adalah teknologi yang menggunakan remote server internet dan pusat untuk mempertahankan data dan aplikasi. Cloud computing memungkinkan konsumen dan bisnis untuk menggunakan aplikasi tanpa instalasi dan mengakses file pribadi mereka di setiap komputer dengan akses internet. Teknologi ini memungkinkan komputasi yang jauh lebih efisien dengan memusatkan, memori, pengolahan penyimpanan, dan bandwidth.
Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.
Kalau listrik bisa seperti itu, mengapa layanan komputasi tidak bisa? Misalnya, apabila sebuah perusahaan membutuhkan aplikasi CRM (Customer Relationship Management). Kenapa perusahaan tersebut harus membeli aplikasi CRM, membeli hardware server, dan kemudian harus memiliki tim TI khusus untuk menjaga server dan aplikasi tersebut?Di sinilah cloud computing berperan. Penyedia jasa cloud computing seperti Microsoft, telah menyediakan aplikasi CRM yang dapat digunakan langsung oleh perusahaan tadi. Mereka tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, Microsoft), “menyambungkan” perusahaannya dengan layanan tersebut (dalam hal ini, melalui Internet), dan tinggal menggunakannya. Pembayaran? Cukup dibayar per bulan (atau per tahun, tergantung kontrak) sesuai pemakaian. Tidak ada lagi investasi di awal yang harus dilakukan.
Agar lebih mudah membayangkannya, silahkan lihat ilustrasi pada Gambar 1.

B.Karakteristik Cloud Computing
Dengan semakin maraknya pembicaraan seputar cloud computing, semakin banyak perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing.Akan sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang akan kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan.Untuk mudahnya, dari semua definisi yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud computingideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini.
1.On-DemandSelf-Services
Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga.
2.Broad Network Access
Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan perangkat lain.
3. Resource Pooling
            Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal.
4. Rapid Elasticity
Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita dalam jaringan cloud computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat.
5. Measured Service
            Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan  cloud computingdibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik.
C. Kelebihan Cloud Computing
Dari semua penjelasan di atas, apa sebenarnya kelebihan dari Cloud Computing, terutama bagi dunia bisnis? Berikut beberapa di antaranya.


·        Tanpa Investasi Awal
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasi yang signifikan di awal.Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula (startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna. Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.
Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukup membayar sesuai yang kita butuhkan.
·        Mengubah CAPEX menjadi OPEX
Sama seperti kelebihan yang pertama, kelebihan yang kedua masih seputar keuangan.
Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaran operasional (Operational Expenditure, atau OPEX).
Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.
·        Lentur dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Perhatikan Gambar 2 di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis.Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja.
Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan.Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus mengikuti.
Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik.Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.

Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat “peak time” tersebut.
Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.


·        Fokus pada Bisnis, bukan TI
Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya, melakukan patchingsecurity updateupgrade hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain.
Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan.
Implementasi
          
Ada 3 point utama yang diperlukan dalam implementasi Cloud Computing. Yang pertama tentu saja komputer Front end, komputer back end dan yang terakhir penghubung antara keduanya. Komputer Front end biasanya merupakan komputer desktop biasa, dimana orang awam menggunakannya. Sedangkan komputer back end dalam skala besar bisa berupa server komputer yang dilengkapi dengan data center dalam rak-rak besar. Hmm, tidak harus seperti itu sih, tapi pada umumnya komputer back end harus mempunyai kinerja yang tinggi. Karena dia harus melayani, mungkin hingga ribuan permintaan data. Penghubung keduanya bisa berupa jaringan LAN atau internet.
Semua pengguna komputer yang pernah mengakses internet, secara sadar atau tidak sadar pasti pernah melakukan cloud computing. Siapa coba yang tidak pernah mengakses google? Pasti hampir semua pengguna internet pernah mengaksesnya. Ketika pengguna mengakses google, sebenarnya dia sedang melakukan cloud computing! Mesin pencari Google, juga mesin pencari lainnya merupakan aplikasi web. Dimana data-data pendukung mereka berada di server masing-masing. Selain itu implementasinya masih banyak lagi. Karena website yang ada sekarang rata-rata sudah berupa aplikasi web. Bukan hanya seperti papan pengumuman yang hanya berfungsi untuk memajang informasi. Layanan internet seperti Gmail, Yahoo!Mail dan Google Docs merupakan contoh aplikasi web. Bukankah dengan itu aplikasi web seperti Outlook dan MS Word bisa digantikan? Software yang bisa dijalankan dalam sistem Cloud computing meliputi semua software yang ada saat ini. Word Processing, Image editor, Spreadsheet, Media player, dan jenis software lain yang sudah ada padanannya di aplikasi desktop. Bahkan sistem operasi bisa di implementasikan dalam sistem cloud computing. Saat ini sistem operasi berbasis web yang sudah dikembangkan adalah EyeOS . EyeOS merupakan sistem operasi berbasis web yang dibuat dengan bahasa PHP dan berjalan diatas browser biasa. Jadi bisa dibayangkan menjalankan sistem operasi dengan browser yang dijalankan oleh sistem operasi juga. Kedengarannya aneh bukan?Ada juga layanan Icloud. Dimana mereka menyediakan sistem operasi lengkap dengan aplikasi-aplikasinya. Untuk menggunakannya, pengguna harus mempunyai akun dulu disitu. Selain sistem operasi dan aplikasi untuk produktifitas, mereka juga menyediakan ruang untuk menyimpan data. Atau yang biasa disebut Online storage. Icloud dan Eye Os merupakan contoh implementasi sistem operasi berbasis cloud.
Masa Depan Cloud Computing
Saat ini kendala yang dihadapi dalam implementasi total cloud computing adalah masalah kecepatan transfer data dari back end ke front end. Karena diantara keduanya terjadi pertukaran data. Saat ini infrastruktur internet kebanyakan belum ada yang bisa menyamai harddisk dalam hal kecepatan transfer data. Transfer data harddisk berkisar 50 MB/s, sedangkan internet rata-rata mungkin hanya 50 KB/s. Jauh sekali bukan? Oleh karena itu, aplikasi-aplikasi cloud computing saat ini masih terbatas dalam hal ukuran aplikasinya. Apabila ukurannya terlalu besar, tentu saja waktu loading aplikasinya akan sangat lama. Meski bisa diakali dengan caching dan AJAX, tetap saja sebelumnya harus mendownload file-file yang dibutuhkan lebih dahulu. Karena itulah saat ini interaktifitas aplikasi web masih kalah dengan aplikasi desktop. Dan itu salah satu sebab mengapa aplikasi web selalu kalah dalam hal fiturnya, misalnya aplikasi Google Docs tentu saja fiturnya tidak selengkap MS Word. Sistem operasi berbasis web juga isinya tidak selengkap Distro Linux yang paling hemat. Apabila fitur yang ditanamkan terlalu berat, yang ada hanya waktu loading yang sangat lambat. Namun apabila masalah koneksi tidak menjadi masalah lagi, dalam artian kecepatannya sudah sesuai untuk lalu lintas data yang besar seperti yang saat ini dimiliki oleh harddisk. Bukan tidak mungkin pengguna komputer tidak lagi perlu menginstal banyak sekali software di komputernya, tapi cukup mengandalkan koneksi internet. (AHP 06 Juni 2009, 11:58)
II. KONSEP CLOUD COMPUTING
Cloud computing sebenarnya merupakan sebuah konsep teknologi baru pada saat ini yang memungkinkan para pengguna IT atau lebih dikenal dengan istilah user, untuk menggunakan produk-produk IT dalam bentuk sebuah service, dengan konsep ini perusahaan atau organisasi pengguna service tidak perlu lagi memikirkan infrastruktur teknologi, men-training tenaga ahli, atau membeli lisensi sebuah software. Dengan cloud computing, perusahaan atau organisasi cukup berlangganan satu atau lebih service yang dibutuhkan dengan pembayaran dilakukan per service melalui Internet. Berikut ini beberapa breakdown dari pengertian cloud computing diatas.
  1. SAAS (Software As A Service), merupakan konsep dimana perusahaan penyedia jasa (provider) memiliki sebuah aplikasi yang bisa digunakan oleh banyak client, dengan ini client tidak perlu menyiapkan sebuah server dan membeli lisensi software, mereka cukup membeli service dari aplikasi tersebut, tentu saja hal ini akan memangkas biaya operasional perusahaan.
  2. Utility Computing, cloud computing jenis ini menawarkan sebuah solusi dalam bentuk virtual server dan jasa penyimpanan data (storage data center).
  3. Web Services In The Cloud, merupakan jenis cloud computing yang menyedikan service APIs yang bisa digunakan oleh para developer untuk membangun sebuah aplikasi, contohnya: Google Maps, ADP Payroll Processing, the U.S Postal Service, Bloomberg, etc..
  4. Platform As A Service,  merupakan jenis cloud computing yang menyedikan service berupa application development environment, yaitu sebuah lingkungan pengembangan aplikasi dimana pengembang bisa menjalankan aplikasinya di server provider dan diserahkan kepada client-nya melalui Internet.
  5. MSP (Manage Service Provider), yaitu merupakan service untuk melakukan manajemen terhadap aplikasi yang digunakan oleh cloud computing. Dengan service ini, manajemen aplikasi akan menjadi lebih mudah, karena dilakukan pada satu aplikasi yang digunakan oleh banyak user, sehingga bisa lebih focus, contohnya: scanning virus, spam dan lain sebagainya.
  6. Service Commerce Platforms, yaitu merupakan sebuah hybrid SaaS and MSP. Service ini menghubungkan antara satu user dengan user lainya, jika diibaratkan dalam sebuah jaringan komputer, service ini bertindak sebagai hub yang menguhubungkan satu client dengan client lainnya. Service ini banyak digunakan dalam lingkungan perdagangan.
  7. Internet Integration,
CONTOH IMPLEMENTASI APLIKASI MENGGUNAKAN CLOUD COMPUTING



Contoh aplikasi berbasis cloud computing adalah salesforce.com, Google Docs. salesforce.com adalah aplikasi Customer Relationship Management (CRM) berbasis software as services, dimana kita bisa mengakses aplikasi bisnis: kontak, produk, sales tracking, dashboard, dll.
Google Docs adalah aplikasi word processor, spreadsheet, presentasi semacam Microsoft Office, yang berbasis di server. Terintegrasi dengan Google Mail, file tersimpan dan dapat di proses dari internet.

EyeOS Contoh nyata Cloud Computing
EyeOS contoh nyata cloud computing dimana data dan aplikasi bisa diakses darimana saja, baik itu lewat komputer, mobile device dan perangkat lainnya. Dulu EyeOS ini sempat diragukan oleh beberapa kalangan di Indonesia. Dimana waktu Net Surfer berkenalan dengan EyeOS beberapa tahun lalu. Dan tetap berkembang pesat


Solusi IT Bagi UKM Dari Telkom

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui Divisi Business Services optimistis mampu mendorong performa usaha kecil dan menengah dan koperasi jika dapat memaksimalkan solusi teknologi informasi (TI). “Kami memiliki solusi TI berbasis komunitas. Jadi, setiap kebutuhan komunitas UKM dan Koperasi dapat dipenuhi dengan sumber daya yang dimiliki Telkom,” kata Executive General Manager Divisi Business Services (DBS) Telkom Slamet Riyadi, di sela seminar “Indonesian Cloud Forum: Welcoming the Cloud Era,” di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, beberapa solusi TI yang ditawarkan DBS kepada kalangan usaha tersebut meliputi e-Toko, e-Koperasi, e-Sekolah, e-Apotik, e-Radio, e-Puskesmas, e-Campus (SIA), dan e-Bengkel.
“Kami membagi segmen usaha ini berbasis manufaktur, services, dan trading,” ujar Slamet.
Sementara untuk kalangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Telkom menyediakan solusi “BPR Satu” yakni solusi terpadu aplikasi inti perbankan (core banking) yang dipadukan dan dilengkapi dengan Customer Relationship Management (CRM) dan infrastruktur, secara resource sharing berdasarkan konsep Software as a Service.
DBS juga menyediakan Virtual Private Server (VPS) yang diberikan merek Telkom VPS.
“Saat ini kami memiliki 155.000 pelanggan dari kalangan UKM, koperasi, dan BPR ini. Kita targetkan pada tahun ini dari penyediaan solusi TI untuk segmen usaha ini bisa memasukkan omset ke perseroan sekitar Rp2,3 triliun,” ujar Slamet.
Ia berpendapat, pasar solusi TI untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) dalam kurun waktu empat tahun ke depan diperkirakan tumbuh 60,3 persen menjadi Rp18,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 12,83 persen dari nilai Rp11,6 triliun sejak 2010.

UKM Melek IT

Dengan solusi yang ditawarkan Telkom, kami perkirakan nilai bisnis TI dari kalangan UKM dan koperasi tahun 2011 ini sudah bisa tumbuh 10,9 persen menjadi Rp12,87 triliun.
Masih menurutnya, pemicu besarnya nilai bisnis itu karena komunitas usaha yang melek TI sedang tumbuh dan membutuhkan solusi serta mobilitas untuk menunjang kelancaran bisnis.
“Pasar ini belum ada yang diseriusi oleh pemain lokal. Telkom sebagai operator kelas dunia ingin melayani segmen ini melalui divisi DBS, tidak hanya untuk memberikan solusi TI, tetapi membantu masyarakat memberdayakan ekonominya,” katanya.
DBS sendiri mulai dibentuk tahun 2010 khusus oleh Telkom untuk melayani pelanggan bisnis yang sebagian besar merupakan segmen pengusaha UKM.
Pada segmen ini, Telkom akan menawarkan beragam solusi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bisnis melalui penerapan TI yang tepat, sehingga TI bisa menjadi bisnis enabler.(Galeriukm).
Cloud Computing Solusi TI Bagi UKM
Adopsi Teknologi IT di kalangan Usaha Kecil Dan menengah (UKM) memang terhitung masih cukup rendah. Di lain sisi penggunaan Teknologi IT dipandang memiliki peranan yang cukup besar bagi perkembangan UKM. Dengan memanfaatkan TI, UKM bisa menyamai akselerasi pertumbuhan usaha skala besar. Namun di sisi yang lain investasi di bidang IT bagi UKM memang terasa sangat berat, karena memerlukan biaya dan tenaga ahli bidang IT yang cukup mahal. Untuk membeli hardware sebagai pendukung penerapan TI bagi UKM saja sudah cukup besar, belum lagi software, aplikasi dan lain sebagainya.
Bagi kalangan UKM yang sudah mulai melirik TI masih saja ada kekhawatiran misalnya saja seperti belum tersedianya sumber daya yang mencukupi untuk membeli, memelihara serta mengamankan sistem informasi mereka sendiri. Investasi besar inilah yang masih menjadi momok bagi sebagian besar pelaku UKM untuk mau mengaplikasikan Teknologi Informasi bagi pengembangan bisnisnya.
Solusi murah dan efisien penerapan IT bagi UKM yang saat ini berkembang adalah Cloud Computing. Seberapa mahal layanan ini? Untuk skala bisnis, layanan cloud computing terbilang cukup murah karena layanan ini menggunakan mekanisme economies of scale, “Semakin banyak yang ikut menggunakan, semakin baik”. Telkom misalnya, dengan 4-5juta per bulan para pelaku UKM sudah dapat menikmati layanan yang mereka tawarkan, meliputi Infrastructure as a Service (IAAS), Platform as a Service (PAAS), hingga Software as a Service (SAAS).
Sebagai gambaran, beberapa contoh aplikasi cloud computing berbasis platform as as services (PAAS) di antaranya e-UKM, aplikasi untuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat), aplikasi untuk pengelolaan koperasi, pendidikan, dan lainnya.
Solusi teknologi bagi pengembangan UKM sudah tersedia, potensi dan peluang juga mengunggu untuk di petik. Tinggal kita sendiri mau bergerak atau tidak, mengembangkan usaha yang kita miliki agar menjadi lebih besar dan bermanfaat bagi banyak orang. Edukasi dan sosialisai tentang pemanfaatan ICT juga harus terus dilakukan pemerintah, provider serta semua pihak yang concern dengan pengembangan UKM di Indonesia. Para penyedia layanan cloud computing bagi UKM juga memiliki pekerjaan rumah untuk dapat menghadirkan layanan yang berkualita serta secure melindungi data-data pelangganya.(Galeriukm).

Solusi IT Bagi UKM Dari VMware

Cloud computing tengah naik daun sebagai solusi IT bagi Usaha kecil dan Menengah(UKM). Cloud computing tidak hanya menghemat resource dan segala keribetan IT bagi UKM tetapi juga mendukung kinerja Usaha kecil mengembangkan diri sejajar dengan usaha-usaha dengan kapital yang besar. Vmware sebagai salah satu developer piranti lunak yang konsen pada bidang cloud computing mulai mengakomodasi kepentingan usaha kecil dan menengah ini.
Solusi Cloud computing vmware ini diberi label VMware Go Pro, memungkinkan manajemen infrastruktur TI yang mudah digunakan oleh UKM, yang meliputi manajemen patch, help desk, manajemen aset peranti keras dan manajemen lisensi peranti lunak .
VMware Go Pro menyediakan panel tunggal bagi UKM untuk mengelola infrastruktur fisik dan virtual, menyederhanakan manajemen TI sehingga mereka bisa mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk tugas-tugas bernilai strategis. VMware Go Pro dikembangkan sebagai kelanjutan kemitraan dengan Shavlik Technologies yang memberdayakan keahlian TI dan manajemen patch untuk solusi SaaS (Software-as-a-Service).
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari VMware Go Pro. Manfaat pertama, berpindah secara mudah ke VMware vSphere™, maka VMware Go Pro menyediakan fasilitas antar muka berbasis browser Web dan wizard intuitif untuk memandu pengguna – apapun tingkat keahliannya, untuk melakukan instalasi dan konfigurasi VMware vSphere Hypervisor.
Manfaat lain, keamanan infrastruktur fisik dan virtual. VMware Go Pro mencakup solusi manajemen patch yang mudah dan terjangkau, dirancang khusus untuk UKM. Juga, berguna untuk pengendalian lisensi dan inventaris peranti lunak. Sebab VMware Go Pro membantu pengguna mengendalikan inventaris peranti lunak dengan memindai peranti lunak baik pada mesin fisik maupun virtual sehingga TI mengetahui secara akurat apa saja yang ada di dalam lingkungannya.
VMware Go Pro juga memudahkan UKM melacak mesin-mesin apa saja yang ada, bagaimana konfigurasinya, termasuk riwayat biaya dan perawatan sehingga UKM mendapatkan visibilitas penuh dari infrastruktur TI. Selain itu, merampingkan proses ticket management.TI juga bisa menganalisis riwayat tiket untuk mendapatkan tren dan beban kerja.(Galeriukm).

AHA Box Solusi IT Untuk UMKM

IT menjadi barang yang dipandang cukup mahal bagi UMKM. Selain itu tidak semua pelaku Usaha Kecil dan Menengah memiliki pemahaman di bidang IT. Di lain sisi tuntutan perkembangan zaman mengharuskan UMKM mulai melirik IT sebagi tool untuk meningkatkan kemajuan bisnisnya. Peranan IT cukup memiliki efek yang significant selain mendorong inovasi dan pasar UKM yang semakin luas. PT Bakrie Telecom Tbk melalui anak perusahaannya PT Bakrie Connectivity,memberikan solusi permasalahan tersebut. Melalui kerjasama dengan Google, PT Bakrie Connectivity meluncurkan Aha Office in a Box.

Aha Office in a Box produk solusi online yang didesain khusus untuk pelaku usaha kecil dan mikro (UMKM). Paket Aha Office Box tersebut berisi koneksi Internet Aha EVDO dengan kecepatan mencapai 3,1 Mbps, registrasi domain, hosting situs, mailbox bisnis, peralatan konektivitas, data plans, paket konektivitas, penyimpanan digital dan layanan komunikasi dan kolaborasi peranti lunak dari Google berbasis komputasi awan.
Paket solusi AHA Box ini cukup sesuai untuk para UMKM dengan 1-2 karyawan dan hanya menggunakan koneksi Internet untuk sendiri dengan biaya langganan per bulan Rp199.000 dengan kecepatan Internet hingga 600 Kbps.Dengan jaringan Aha sudah berada di 18 kota di Indonesia, siap menyediakan Solusi bagi UMKM di Indonesia.(Galeriukm).

Google Adwords Sarana Iklan Efektif Untuk Usaha Kecil

Promosi usaha atau iklan kerap kali menjadi kendala bagi usaha kecil dan menengah. Hal ini disebabkan biaya iklan yang terkadang memakan budged yang tidak sedikit. Tentu bagi sebagain besar usaha kecil dan menengah (UKM) ini sulit untuk melakukannya. Di lain sisi kebutuhan untuk iklan menjadi tuntutan yang tidak bisa dielakkan. Media online saat ini bisa dijadikan alternatif sarana iklan efektif bagi usaha kecil dan menengah.

Alasan mengapa media online menjadi sarana iklan efektif bagi usaha kecil dan menengah adalah data yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna mobile di Indonesia sudah mencapai 200 juta orang. Penggunaan mobile Internet termasuk smartphone akan semakin meningkat bahkan diprediksikan pada tahun 2013 akan mengalahkan pasar PC (Personal computer).
Salah satu aplikasi yang bisa digunakan untuk iklan usaha kecil dan menengah adalah Google Adwords, milik mesin pencari google. Dengan memanfaatan Google Adwords maka iklan yang dipasang akan ditampilkan pada Google Search dan secara otomatis terhubung dengan Google Display Network serta Google Remarketing yang dapat menampilkan iklan tersebut pada link terkait berikutnya yang di-klik oleh pengguna.
Berkaitan dengan dana yang harus dikeluarkan untuk iklan pada google adwords, setiap usaha kecil dan menengah fleksibel dengan dana yang dianggarkan. Setiap perusahaan bebas untuk menentukan berapa besar anggaran yang ingin dikeluarkan setiap hari untuk beriklan.
Harga untuk beriklan melalui Google Adword tidak ditentukan, tetapi sangat bergantung pada relevansi kata kunci yang digunakan untuk pencarian, landing page, dan respons dari pengguna Internet.
Menurut Andi Silalahi, Managing Partner dari DGtraffic Google Advertising, hingga kini pemasang iklan melalui aplikasi Google Adwords baru 20% dari usaha kecil dan menengah(UKM). Dalam beberapa waktu trend penggunaan google adwords oleh usaha kecil dan menengah semakin meningkat. Karena itu ia mengharapkan Usaha Kecil memanfaatkan aplikasi ini sebagai sarana iklan yang efektif.(Galeriukm).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar